SELAMAT
DATANG MUSAE
Mama : Dasar musae, sejak pergi bersama bu resno tidak memberi kabar sedikit pun. Apa dia baik-baik saja ya? Aduh...
Argh…. Mengganggu sekali, kapan musae akan pulang? Barang-barang ini harus aku apakan?
Sinchan
: Mama, berat
Mama
: Ya.
iya berjuang lah ya.
Sinchan : Kalau
cuma beli kentang dan daun bawang, kenapa tidak beli ditukang sayur ma?
Mama : Habis ini lebih murah, kerja keras kecil ini adalah dukungan besar bagi keuangan keluarga nohara sinchan… Berjuanglah...
Mama : Habis ini lebih murah, kerja keras kecil ini adalah dukungan besar bagi keuangan keluarga nohara sinchan… Berjuanglah...
Sinchan : Chochoby satu.
Mama
: kalau
begitu, jadi tidak ada gunanya beli murah kan? Ayo berjuang.
Sinchan : ini
namanya memanfaatkan aku. Ooh?
Musae
: Ah!
Sinchan : Hay
Musae
: Hai
apa kabar?
Mama
: Lama
tidak bertemu ya, eh?
Hay… musae!
Musae
: Apa?
Mama : Apanya
yang apa?! Apanya yang apa kabar hah! Kamu kapan pulangnya???
Musae
: Eee…
4 sampai 5 hari yang lalu
Mama
: 4
sampai 5 hari? Kenapa tidak member kabar sedikit pun?
Musae : Yaa. Setelah pulang dari perjalanan, aku harus membersihkan peralatan, menata hasil cetak foto dan macam-macam lagi ka. hehehe….
Musae : Yaa. Setelah pulang dari perjalanan, aku harus membersihkan peralatan, menata hasil cetak foto dan macam-macam lagi ka. hehehe….
Mama
: Apa-apaan
itu? Padahal kami mencemaskan dirimu.
Sinchan : Benar-benar
dasar musae tidak berperasaan.
Musae
: Sudahlah….sudahlah.
Mama
: Terus
sekarang bagaimana dengan keadaanmu musae?
Musae
: Eh!
ah nanti ku hubungi lagi ya. Sekarang aku lagi sibuk ka, maaf yah.
Mama : Eh!
Musae-Musae. Hah sikap macam apa itu?
Sinchan : Hemmm…
Musae kan memang seperti itu oranganya.
Papa
: Hah
Musae sudah pualnag?
Mama : Iya pa.
Bahkan sudah beberapa hari, tidak sopan sama sekali tidak memberitahu kita ya.
Papa : Tidak
memberi kabar bukti dia baik-baik saja, baik-baik saja kan ma, yang penting dia
selamat. Apa dia sehat?
Sinchan
: Hemm…
sehat-sehat.
Rasanya dia lebih percaya diri pah.
Papa
: Kelihatannya
dia sudah berjuang keras mah, itukan bagus.
Mama : Apanya
yang bagus, padahal dia sudah lama meneteap disini, tapi begitu langsung dapat
pekerjaan langsung pergi dan tidak member kabar. Itu tidak baik.
Sinchan
: Dia
kan sibuk dengan impian.
Papa
: Impian.
Mama : Tapi
dia seenaknya saja. Barangnya saja masih ditinggalnya disini, kalau paham
pastinya dia memberi kabar atau memberi salam. Iya kan?
Papa
: Iya..
iya memang aneh.
Sinchan
: Sudah-Sudah
tenang-tenang. Tenang ma.
Papa
: Tapikan
dia adikmu yang manis ma?
Mama
: Tidak
manis.
Sinchan
: ya,
kakaknya juga tidak manis.
Papa
: Kalau
memang ingin tahu, kenapa tidak telepon bu retno dan tanyakan kepadanya.
Mama
: Yang
benar saja, aku tidak akan menghubingi dia sebelum dia menghubungi aku.
Papa
: Kalau
begitu, sesuka mama saja lah.
Mama
: memangnya
papa tidak khawatir yah?
Papa : Khawatir
ya khawatir mah. Tapi kalu sudah tau dia baik-baik saja, mau mengabari atau
tidak, tidak begitu masalah buat akau mah.
Ya sudah lah, sekarang buatkan makanan buat ku mah
Mama
: Huh!
Semuanya seenaknya sendiri. Huh!
Papa
: Jangan
melampiaskan kekesalan pada orang lain mah.
Jadi susah kan!
Sinchan : Jadi
seorang papa berat juga yah.
Papa
: Kamu
juga.
Sinchan
: adududuh.
Hari
Minggu (ada telepon)
Mama
: Siapa
yang sms pagi begini? Akh, musae? Dasar enaknya sendiri.
Papa
: Ada
apa dengan musae mah?
Mama
: coba
baca aja sendiri.
“Terimakasih atas bantuanya semalam ini,
aku sudah menyewa apatermen. Aku hari ini mau pindah kesana.aku sedang sibuk
sekali, aku akan senang sekali kalu kakak mau mengantarkan barang-barang ku
kelantai dua”.
Mama
: Bicara
apa itu? Seenaknya ada tetapinya kan
Papa
: Itukan
sms, mana bisa kedengeran
Sinchan
: ada
apa sih?
Papa
: Musae
menyewa apatermen dan ingin mulai hidup sendiri sinchan.
Sinchan
: Huh
jadi tidak menumpang disini lagi?
Papa
: Ya,
begitulah.
Sinchan
: Akapia-Akapia
Papa
: Tapi
susah juga yah mengantar barangnya
Mama
: Tidak
usah diantar tidak apa-apa juga.
Harusnya musae melakukannya sendiri kan.
Papa : Memang
iya sih mah, tapi tidak mungkin kan iya melalukan sendiri kan ma, aku akan
mengeluarkan mobil yah.
Mama
: Dasar,
anak yang payah
Papa
: Semua
harus diangkat kemobil, kalu bisa semua disatukan dalam satu wadah mah.
Mama
: Dimasukan
kedalam kardus ini saja
Ahhh sedang apa
Sinchan : Disini
rasanya tenang.
Mama
: cepat
keluar dari situ.
Papa
: hahaha
anak-anak dan kucing sama saja yah, suda didalam kardus.
Mama
: akh
ini biarkan begini saja, musae kan bajunya dikit yah
Sinchan : Musae
kan lebih tepat ketipe tomboy
Mama : Bicara
apa kamu, kamu kan baru 5 tahun mana mengerti seperti itu, kuberi saja baju
yang tidak terpakai.
Papa : Paling-paling
baju yang sudah ketinggalan jaman atau salah beli di obralan kan, yang seperti
itu mana mau musae pakai mah.
Sinchan : Lagi
pula di beri baju bekas tante-tante berperut lipat tiga, pasti pinggangnya
longgar.
Mama
: Peralatan
dapur juga tidak punya sama sekali, harus diberi sedikit dia. Ooh… iya
Papa
: Mama
sedang apa mah
Mama
: Seharusnya
tidak ada yang terpakai pa
Papa
: Apa
ini?
Mama : Ini
dideapat dari perkawinan atau hiburan
dari undian, setidaknya ini dapat berguna untuk hidup sehari-hari dia kan.
Ada lagi yang dapat diberi tidak yah.
Ooh… iya pasti aku tidak akan memakan ini lagi kan
(menunjukan obat diet)
Papa
: Makanan
diet?
Sinchan : Yang
tidak pernah disentuh oleh mama
Mama
: Nah
kurasa sudah cukup,sinchan jangan!
Sinchan : Aku
juga tidak akan mau memakan-makan ini mah
Mama
: Kamu
cumin mau menyingkirkan makanan yang tidak kamu sukai kan?
Papa
: Kamu
sendiri sama saja kan (dalam hati)
Papa
: Nah,
semuanya sudah di pak
Sinchan
: Papa
pindah rumah itu mendebarkan yah
Papa : cukup
berat juga banyak hal kecil yang harus dipindahkan, yah tapi kalau rumahnya
baru dan megah dan istrinya baru mungkin akan mendebarkan sinchan.
Mama : Kalu
juga bisa begitu silahkan lakukan, jangan lupa kalau cicilan rumah masih
tersisa 32 tahun lagi yah pah.
Papa
: Iya
aku tau mah.
Tetap juga tidak masuk
semuanya, harus kembali lagi
Mama
: Ini
gara-gara sinchan memaksa mau ikut pah.
Sinchan : Aku
kan mau melihat apatermen musae kan mah.
Papa
: Tidak
apalah, ayo kita berangkat, tempatnya sudah tahu kan?
Mama
: Rutenya
sudah dikirim lewat sms pah,.
Papa
: Baiklah,
ayo berangkat.
Mama : Aaa
ditingungan disebelah waterba berikutnya belok kanan, lalu belok kiri
diperempatan pertama yah pa.
Papa
: Sudah
lama tidak kesini yah mah?
Mama
: Akhh..
disitu belok kiri pah!
Papa
: Tempat
ini sama sekali tidak berubah yah?
Mama
: disini
lurus saja, yah sebelah kiri.
Papa
: Hah
(terkejut) Namatasure jangan-jangan.
Mama
: Sepertinya
emang begitu pah.
Sinchan : Tulisanya
sudah hilang jadi tinggal wisma mata.
Musae : Kaka
sini-sini maaf yah merepotkan, ahh kalian pernah tinggal disini, kebetulan
sekali.
Mama
: Disini
ada lubang besar sekali yah.
Papa
: Masa
itu benar-benar susah yah.
Mama
: kalu
dipikir-pikir bisa-bisa kita berempat tinggal disi yap ah?
Musae : Iya,
Tempatnya memang butut karena banyak fasilitas yang buruk, harganya jadi makin
murah, aku tinggal menunggu saja siapa tahu ada hantu yang muncul, iya hahaha..
Analisis
wacana tentang interpretasi lokal dapat dibuktikan pada percakapan kartun rayon
sinchan yang berjudul “Selamat Datang Musae” Dapat dilihat pada percakapan
berikut.
Hari
Minggu (ada telepon)
Mama
: Siapa
yang sms pagi begini? Akh, musae? Dasar enaknya sendiri.
Papa
: Ada
apa dengan musae mah?
Mama
: coba
baca aja sendiri.
“Terimakasih atas bantuanya semalam ini,
aku sudah menyewa apatermen. Aku hari ini mau pindah kesana.aku sedang sibuk
sekali, aku akan senang sekali kalu kakak mau mengantarkan barang-barang ku
kelantai dua”.
Mama
: Bicara
apa itu? Seenaknya ada tetapinya kan
Papa
: Itukan
sms, mana bisa kedengeran
Sinchan
: ada
apa sih?
Papa
: Musae
menyewa apatermen dan ingin mulai hidup sendiri sinchan.
Sinchan
: Huh
jadi tidak menumpang disini lagi?
Papa
: Ya,
begitulah.
Sinchan
: Akapia-Akapia
Papa
: Tapi
susah juga yah mengantar barangnya
Mama
: Tidak
usah diantar tidak apa-apa juga.
Harusnya musae melakukannya sendiri kan.
Papa : Memang
iya sih mah, tapi tidak mungkin kan iya melalukan sendiri kan ma, aku akan
mengeluarkan mobil yah.
Mama
: Dasar,
anak yang payah
Papa
: Semua
harus diangkat kemobil, kalu bisa semua disatukan dalam satu wadah mah.
Mama
: Dimasukan
kedalam kardus ini saja
Ahhh sedang apa
Sinchan
: Disini
rasanya tenang.
Mama
: cepat
keluar dari situ.
Papa
: hahaha
anak-anak dan kucing sama saja yah, suda didalam kardus.
Mama
: akh
ini biarkan begini saja, musae kan bajunya dikit yah
Sinchan
: Musae
kan lebih tepat ketipe tomboy
Mama : Bicara
apa kamu, kamu kan baru 5 tahun mana mengerti seperti itu, kuberi saja baju
yang tidak terpakai.
Papa : Paling-paling
baju yang sudah ketinggalan jaman atau salah beli di obralan kan, yang seperti
itu mana mau musae pakai mah.
Sinchan : Lagi
pula di beri baju bekas tante-tante berperut lipat tiga, pasti pinggangnya
longgar.
Mama
: Peralatan
dapur juga tidak punya sama sekali, harus diberi sedikit dia. Ooh… iya
Papa
: Mama
sedang apa mah
Mama
: Seharusnya
tidak ada yang terpakai pa
Papa
: Apa
ini?
Mama : Ini
dideapat dari perkawinan atau hiburan
dari undian, setidaknya ini dapat berguna untuk hidup sehari-hari dia kan.
Ada lagi yang dapat diberi tidak yah.
Ooh… iya pasti aku tidak akan memakan ini lagi kan
(menunjukan obat diet)
Papa
: Makanan
diet?
Sinchan
: Yang
tidak pernah disentuh oleh mama
Mama
: Nah
kurasa sudah cukup,sinchan jangan!
Dari
percakapan diatas yang merupakan interpretasi lokal yaitu pada saat mama sinchan mendapatkan pesan dari musae untuk mengantarkan barang-barang musae yang ada
dirumah keluarga nohara.
Karena
pengertian dari interpretasi lokal itu sendiri adalah penafsiran lawan tutur
seputar apa yang disampaikan penutur. Oleh karena itu kami mendapatkan satu
buah bukti dari dialog diatas.